Banser, Jiwa Agamis Semangat Nasionalis
Banser, Jiwa Agamis Semangat Nasionalis
Oleh: Lia Nur Faizah (FAIB/Ilmu Perpustakaan 2018)
Membahas tentang banser, apasih banser itu? Ya banser
adalah salah satu cabang dari organisasi Nahdhotul Ulama (NU). Kepanjangan dari
banser sendiri adalah Barisan Ansor Serba Guna.
Banser merupakan bagian dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor yakni sebuah
lembaga semi otonom. GP Ansor sendiri merupakan salah satu badan otonom dari NU
pada fungsi stabillisator, banser merupakan perangkat oranisasi GP Ansor yang
berfungsi sebagai pengaman program program sosial kemasyarakatan GP Ansor,
seperti menjaga ketertiban dan keamanan
dalam berlangsungnya program.
Sejarah Terbentuknya Banser yaitu dimulai pada tahun 1924 berdiri organisasi kepemudaan Syubbanul
Wathan yang berarti Pemuda Tanah Air yang berdiri di bawah panji Nahdlatul
Wathan yang didirikan oleh KH. Abdul
Wahab Hasbullah dan dipimpin oleh Abdullah Ubaidme telah memiliki anggota 65 orang. Perkembangan selanjutnya Subbanul
Wathan disambut baik oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sebagai elemen unsur
pemuda sehingga ratusan pemuda mencatatkan diri sebagai anggota, karena
aktivitas organisasi ini menyentuh kepentingan dan kebutuhan pemuda saat itu.
Karena Subbanul Wathan telah diterima baik oleh Barisan Ansor
Serbaguna (Banser) pemuda maka membentuk organisasi
kepanduan yang diberi nama Ahlul Wathan (Pandu Tanah Air) sebagai inspektur
umum kwartir Imam Sukarlan Suryoseputro. Kelanjutan perkembangan organisasi ini
sampai apada masalah-masalah Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang
menitikberatkan pada aspek kebangsaan dan pembelaan tanah air.
Setelah Nahdlatul Ulama (NU) berdiri (31 Januari 1926) kegiatan
organisasi agak mengendor karena beberapa orang pengurusnya aktif dan
disibukkan untuk mengurus organisasi NU.
Kemudian pada tanggal 24 April 1934 berdirilah
organisasi ANO yang berarti Ansoru Nahdlatul Oelama yang dimaksudkan dapat
mengambil berkah (Tabarrukan) atas semangat perjuangan para sahabat Nabi dalam
memperjuangkan dan membela serta menegakkan agama Allah. Diharapkan kelak senantiasa mengacu pada
nilai-nilai dasar sahabat ansor yang selalu bertindak dan bersikap sebagai
pelopor dalam memberikan pertolongan untuk menyiarkan, menegakkan dan
membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen yang seharusnya senantiasa dipegang
teguh oleh para anggota Gerkan
Pemuda Ansor.
Melalui kongres I tahun 1936, Kongres II Tahun 1937 dan Kongres III
tahun 1938 memutuskan ANO mengadakan Barisan Berseragam yang diberi nama Banoe
(Barisan Nahdlatul Oelama) dengan merinci jenis riyadloh yang diperbolehkan:
·
Pendidikan baris berbaris
·
Latihan Lompat dan Lari
·
Latihan angkat mengangkat
·
Latihan ikat mengikat (Pionering)
·
Fluit Tanzim (belajar kode/isyarat suara)
·
Isyarat dengan bendera (morse)
·
Perkemahan
·
Beljar menolong kecelakaan (PPPK)
·
Musabaqoh Fil Kholi (Pacuan Kuda)
·
Muromat (melempar lembing dan cakram)
Dari perkembangan-perkembangan yang terjadi inilah maka ANO kemudian
menjadi Gerakan Pemuda Ansor dan Banoe menjadi Barisan Ansor Serbaguna atau
disingkat dengan Banser.
Banser memiliki tiga fungsi utamanya yaitu :
·
Fungsi
Kaderisasi Banser : merupakan perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor sebagai kader
terlatih untuk pengembangan kaderisasi dilingkungan Gerakan Pemuda Ansor.
·
Fungsi
Dinamisator Banser : merupakan perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang berfungsi
sebagai pelopor penggerak program-program Gerakan Pemuda Ansor.
·
Fungsi
Stabilisator Banser : merupakan
perangkat organisasi Gerakan Pemuda Ansor yang berfungsi sebagai pengaman
program-program sosial kemasyarakatan Gerakan Pemuda Ansor.
Beberapa tugas yang diemban oleh banser diantaranya
adalah :
·
Merencanakan,
mempersiapkan dan mengamalkan Gita-Gita pejuangan Gerakan Pemuda Ansor serta
menyelamatkan dan mengembangkan hasil-hasil perjuangan yang telah di capai.
·
Melaksanakan
program sosial kemasyarakatan dan program pembangunan yang berbentuk rintisan
dan partisipasi.
·
Membantu
terselenggaranya SISHANKAMRATA di lingkungan Gerakan Pemuda Ansor dan
lingkungan sekitarnya.
Dalam organisasi banser memiliki tanggun jawab yang harus
dilaksanakan diantaranya :
·
Menjaga,
memelihara dan menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan Gerakan Pemuda Ansor
khususnya dan NU umumnya
·
Bersama
dengan kekuatan Bangsa yang lain untuk tetap menjaga dan menjamin keutuhan
bangsa dari segala ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan.
Pada kesempatan belum lama ini pada tanggal 19 Agustus 2018
saya sempat menghadiri pengajian “Mujahadah Akbar Dan Semaan Al- Quran
Mantab Purbojati” yang dilaksanakan rutin bersifat umum dan dalam lingkup
DIY bertepatan di Masjid Al Husna Dusun Tangkil, Srihardono, Pundong, Bantul,
Yogyakarta dalam kesempatan ini saya bertemu dengan salah satu anggota banser
yaitu bapak Nur Sahid. Beliau adalah anggota banser yang berjabatan sebagai Kastaf
dan termasuk pengurus banser provinsi DIY. Dalam kesempatan ini saya mengajukan
beberapa pertanyaan kepada bapak Nur Sahid menghasilkan beberapa kesimpulan
dianataranya adalah
1.
Saat ini ketua panglima tertinggi adalah ketua
Gerakan Pemuda (GP) Ansor yaitu Gus Yaqud
2.
Organisasi Banser bergerak dalam sosial
kemasyarakatan yang apabila di adakan event khususnya seperti pengajian, banser
sangat dibutuhkan sebagai pengawal dan pelindung kiyai, juga tidak lepas dari
tugas utamanya menjaga ketertiban dan keamanan acara yang sedang berlangsung.
3.
Dalam hal anggota ternyata banser tidak
memiliki batas umur karena anggota yang dapat bergabung mulai dari lulusan SMA
sampai tidak terbatas yang dominasi anggotanya adalah pemuda
4.
Peran banser bagi bangsa indonesia salah
satunya ikut serta menjaga kedaulatan otonomi bangsa indonesia dan begitu juga
perannya didalam organsisasi yakni menjaga dan memajukan Nahdhatul Ulama.
Jadi, banser itu semacam tentaranya organisasi NU,
didalamnya banyak pangkat dan jabatan, bahkan saat saya sedang melakukan wawancara
salah satu anggota banser ini menggunakan seragam seperti seorang tentara.
Banser tidak hanya berlaku mengamankan dan menjaga ketertiban namun juga ikut
dalam bagian keagamaan sepertu contoh bapak nur sahid yang juga mengikuti
semaan al-quran sesaat sebelum acara inti dimulai.
Dalam hal ini banser juga memiliki beberapa sikap yang
sebaiknya menjadi panutan kita yaitu salah satunya berintegritas, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia integritas diartikan sebagai suatu mutu, sifat, atau keadaan
yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan
yang memancarkan kewibawaan.
Integritas pun sering diidentikkan dengan kejujuran.
Dengan demikian dalam integritas terhimpun berbagai sifat pendukung yang bisa
membuat orang menjadi berwibawa, jujur, dan konsisten terhadap kebenaran.
Banser yang memiliki sifat berintegritas pasti akan berusaha
menjaga amanah yang telah disematkan kepadanya, sikap konsisten dalam
organisasi banser sangat diperlukan demi memajukan dan menjaga induk organisasi
banser yaitu, NU.
Meskipun banser sudah menanggung beban menjadi organisasi
pengaman dan penertib acara sosial kemasyarakatan di indonesia khususnya untuk
ruang lingkup umat islam namun sebagai masyarakat yang baik dan berintegritas
menciptakan tatanan negara yang aman dan damai juga menjadi tanggung jawab kita
semua.
Menurut opini saya organisasi banser ini harus tetap
dijaga dan dikembangkan, demi menciptakan kedamaian umat islam di Indonesia
khususnya bagi organisasi NU. Untuk para pemuda yang telah lulus SMA sangat
disarankan untuk mengikuti organisasi ini. Karena pendidikan yang bersifat
nasionalis namun tetap berlandaskan agama islam.#banser #kuliah #banserNU #opinibanser #populer #tugassma #tugassekolah #tugas #anaksekolahan #sma #madrasahaliyah #puisi #sastra #cerpen #cerita #tugaskuliah #cerita #lia #diary
Komentar
Posting Komentar