resensi novel milea (suara dari dilan)
kali ini saya akan berbagi, kemarin di sekolah saya ada lomba perpustakaan dan itu saya mendapatkan tugas meresensi sebuah novel, kebetulaan novel yang saya resensi adalah salah satu karya pidi baiq, ya.. milea (suara dari dilan)
semoga bermanfaaat!!
RESENSI
NOVEL
Identitas buku
Judul Buku :
Milea (Suara Dari Dilan)
Penulis :
Pidi Baiq
Penerbit :
Pastel Book (Grup Mizan)
Genre :
Fiksi
Jumlah Halaman :
357 Halaman
Tahun Terbit :
2016
Cetakan :
Ke-2
Isbn :
978-602-0851-56-3
Alur : Campuran
Alur : Campuran
Sudut pandang : Dilan,
Orang pertama pelaku utama
Latar :
Rumah Dilan, Rumah Milea, Jalan Buah Batu, Sma Garuda, Warung Bi Eem, Rumah
Bruhan, Warung Kang Ewok Dll
Tokoh : Dilan,
Milea, Ayah, Bunda, Disa, Ibu Milea, Ayah Milea, Anhar, Kang Ewok, Bi Eem,
Burhan, Akew, Piyan, Teman-teman Milea, Teman-teman Dilan.
Amanat :
Sebainya dalam sebuah hubungan harus ada sebuah rasa menghargai satu sama lain
entah dengan hobi dan kebiasaannya, sebagai seorang kekasih atau pacar memang
seharusnya saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan tidak egois satu sama
lain. Namun adakalanya kita harus saling mengerti bahwa tidak semuanya yang
kita kehendaki bisa tercapai.
Perpisahan
Adalah Upacara Menyambut Hari-Hari Penuh Rindu ”Pidi Baiq”
Novel dengan judul Milea “ Suara Dari Dilan” ini
merupakan novel yang sama dalam novel sebelumnya Dilan”Dia Adalah Dilanku
Tahun 1990 dan Dilan 2 “ Dia Dilanku Tahun 1991” namun dalam sudut pandang
yang berbeda. Kalau novel yang sebelumnya Pidi Baiq menjadikan Milea sebagai
sudut pandangnya. Namun pada novel Milea ”Suara Dari Dilan” ini yang menjadi sudut pandang adalah Dilan.
Bahasa yang digunakan Pidi Baiq dalam buku
ini adalah bahasa yang sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari
sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan pesan yang ingin
disampaikan oleh pengarang dapat mudah dipahami oleh pembaca.
Pada tanggal 15 Agustus 2015 Pidi Baiq datang kerumah Dilan, untuk membahas
usulannya untuk menulis buku “suara dilan’’ yang diambil dari kisah Dilan
dan Milea yang sama seperi “Dilan, Dia Adalah Dilanku’’ tetapi menggunakan
sudut pandang dari Dilan. Awalnya Dilan tidak mau karena dia benar benar tidak
mempunyai waktu untuk duduk dan menulis, tetapi Pidi Baiq berhasil membujuk Dilan
untuk mau mewujudkan novel “Milea, Suara Ari Dilan”.
Dalam novel ini kita diajak memahami perasaan dari
Dilan. Bisa dibilang Dilan yang menceritakan Milea dalam pandangannya dan juga
mengklarifikasi apa yang sudah diceritakan Milea dalam novel sebelumnya.
Pembaca yang ingin memahami maksdud novel ini, sangat disarankan membaca dahulu
dua novel sebelumnya. Karena penulis tidak meceritakan semua kisah dalam dua
novel sebelumya.
Secara garis besar penulis juga masih menceritakan
keromanatisan Dilan dan Milea saat mereka pacraan sangat romantis dan membuat
pembaca menjadi ikut membawa perasaan. Ditambah dengan kehumorisan Dilan yang
sedikit nyleneh namun cukup menghibur dan membuat pembaca menjadi tersenyum
bahkan tertawa.
Dikeseluruhan novel ini hanya sedikit penggalan-penggalan
cerita yang Dilan ingat kembali. Rangkaian kisah kisah dimana Dilan yang saat
itu masih bersama dengan Milea. Terdapat beberapa peristiwa yang diceritakan Dilan
dari mulai awal dilan mengenal Milea sampai akhirnya mereka berpacaran di
warung Bi Eem dan kemudian banyak terjadi kisah kisah yang cukup beragam, dari
mulai sedih senang susah bahagia suka dan duka. Dan disini saya akan
menceritakan kembali apa saja yang dilan ceritakan dalam novel ini. Saat Dilan
memberikan TTS yangsudah diisi semua sebagai hadiah ulang tahun Milea, dan juga
hadiah hadiah kecil yang dititikan kepada penjual koran, tukang sayur, bahkan tetangga
Milea. Dilan juga memberikan pandangan berbeda dari Milea tentang geng motornya
yang dianggap Milea sebagai sesuatu yang buruk dan meminta dilan berulang kali
untuk menjauhi bahkan berhenti dari geng motor tersebut. Disini Dilan
memberikan penjelasan dan juga jawaban mengapa Dilan tidak menjahuhi geng motor
yang sangat tidak disukai Milea, dalam novel ini juga terdapat gambaran begitu
dekatnya Dilan dengan bundanya juga cerita cerita tentang keluarganya.
Dan kisah yang di tunggu tunggu adalah perpecahan
hubugan Dilan dan Milea dimana dimulai dari kematian Akew sahabat Dilan yang
disebabkan oleh geng motor yang membuat Milea sangat khawatir jika Dilan
berakhir sama dengan Akew kalau Dilan masih bergabung dengan geng motor
tersebut. Disini dilan meceritakan betapa tertekannya dia saat itu, dimulai
dari sikap Milea yang mulai memberi pelajaran kepada dilan dengan mengacuhknnya
dan bahkan bundanya ikut memaharahi Dilan ditambah ayahnya yang juga memberi
hukuman kepada Dilan dengan menyuruh dilan tinggal dirumah temannya selama
beberapa hari. Disitulah dilan merasa tidak ada yang peduli lagi dengannya, dia
merasa diuji dari segala arah. Dan akhrinya hubungan Dilan dan Milea sudah
tidak dapat dipertahankan, saya sebagai pembaca merasa sedikit kecewa dan
menyayangkan hal tersebut terjadi.
Di dalam novel ini sebenarnya bukan terfokus membahas
percintaan Dilan dengan Milea melainkan Dilan yang berusaha bangkit kembali
setelah keterpurukannya kibat putus dari Milea dan dilan juga sempat beduka
karena ditinggal selamanya oleh ayahnya. Dilan yang ingin menjadi dirinya sendiri
tanpa harus diatur Milea. Namun, setelah Dilan sudah tidak bersama Milea dia
menjadi dilan egois terhadap Milea, menjadi besikap dingin setelah mengetahui Milea
yang sudah memiliki pacar. Dilan hanya berusaha agar dirinya tidak menganggu
kehidupan milea lagi.
Namun
dilan tidak memungkiri bahwa dirinya sangat merindukan Milea, sampai akhirnya
dilan bertemu dengan Milea saat melayat guru smanya, saat itulan rindu yang
dipendam dilan terhadap milea muncul kembali. Mereka mengobrol dan bercerita
dan kairnya tersadar ada kesaalah pahaman antara mereka berdua.
Kerinduannya
berlanjut saat dilan menguatkan diri untuk menelpon Milea, mereka saling
menguapkan ridnuya masing masing ditambah dilan yang tetep dengan lelucon dilan
yang menghangatkan suasana. Mereka mengobrol banyak mulai dari pasangan masing
masing dan kehidupannya sekarang. Mereka saling menguatkan dan saling menikhlaskan.
Akhir
dari cerita ini, dilan berkata “ aku tau bukan itu yang kita harapkan, tapi itu
adalah kenyataan. Ini bukan hal baik untuk merasalan sebuah perpisahan, tapi
bagaimana caranya kita akan tetap baik baik saja setelah itu. Menerimanya dengan
ikhlas akan menjadi lebih penting daripada semuanya “
Di
akhir novel tersebut dilan juga berkata “Terterimakasih Lia Dulu Kau Pernah
Mau”
#tugassma #tugassekolah #tugas #anaksekolahan #sma #madrasahaliyah
Komentar
Posting Komentar